03 Juni 2017

Travelling ke Surabaya


Rawon setan, jembatan Suramadu, Tunjungan Plaza, Kepiting Cak Gundul, Museum Kapal Selam, itu kenangan saya akan Surabaya.


Alhamdulillah sudah 3 kali menginjakkan kaki di Surabaya sudah tau kotanya walau hanya di sekitaran Tunjungan Plaza saja. Dan Surabaya ini wajib saya tulis sebagai ulasan kota pertama yang saya kunjungi sebab ke kota inilah saya workcation pertama kali, sejak jamannya pesawat Garuda masih bernuansa merah.

Oh iya sebetulnya perjalanan ke Surabaya sih cuma transit saja, tujuan utamanya ke kota Pandaan sekitar 1,5 jam dari tengah kota dengan ongkos Taxi sekitar Rp 300 ribuan karena di sana ada sister company tempat saya bertugas.


Untuk yang pakai pesawat, Juanda Airport sekarang sudah ada 2 Terminal ya, Terminal yang baru (Terminal 2) khusus untuk Garuda, Terminal lama untuk selain Garuda. Jarak antara Terminal 1 dan 2 lumayan jauh juga.







Kalo sudah sampai Surabaya sebelum melanjutkan perjalanan ke Pandaan, ritual wajibnya adalah ke Tunjungan Plaza. He..he, cari hotelnya pun yang deket-deket Tunjungan Plaza situ, habis gimana ya itu menurut saya lokasi yang strategis, dekat dengan pusat kota dan gampang akses kemana-mananya.










Jalan utama di depan Tunjungan Plaza dilengkapi dengan trotoar yang lebar ya. 

Ini bukan di Jalan Braga Bandung, ini Jalan Embong Malang Surabaya


Kalo ke Surabaya enggak afdol kalo belum foto-foto depan patung Suro-Boyo.







Waktu ke sana sehabis tahun baru, info tukang foto keliling di situ rumputnya rusak gara-gara tahun baru jadi enggak bisa foto di dalam, masih di pagerin police line

Lokasi patung ini sebelahnya persis Kebun Binatang Surabaya, ito loh yang pernah heboh gara-gara binatangnya pada kurus kurang gizi. 


Kemarin sempet juga lihat monumen kapal selam. Ternyata hebat Indonesia jaman dahulu punya kapal selam yang sangat besar. Kapal selam ini di pakai dalam operasi pembebasan Irian Barat dulu dan pada jamannya kapal selam ini adalah yang paling di takuti Belanda, RI di kala itu menjadi satu-satunya negara di belahan bumi Selatan yang memiliki 12 kapal selam kelas Whisky. Saat itu Whisky class merupakan kapal selam diesel yang amat di takuti blok NATO bahkan Belanda pun saat itu tidak memiliki kapal selam yang memiliki spesifikasi yang sama untuk menandingi Whisky class. 
















Capek muter-muter kota Surabaya saatnya check in ke hotel. Baru 2 hotel yang pernah saya coba di kota ini yaitu Hotel Amaris Embong Malang dan hotel 88 Embong Kenongo.

Nih dari pengalaman saya, kalau mau hotel yang dekat ke Tunjungan Plaza dan keramaian kota, dekat ke Rawon Setan dan Tempat Wiskul Jalan Kedungdoro pilihlah hotel yang di Jalan Embong Malang, di situ ada hotel JW Marriot, Hotel 88 Embong Malang dan Hotel Amaris Embong Malang. Jauhan dikit ada hotel Maxone, Holiday Inn Express dan hotel 88 Embong Kenongo.

Ya, di pusat kota Surabaya ada 2 hotel 88 yang jarak antar hotelnya tidak sampai 2 km yang satu di Jl. Embong Malang satu lagi di Jl. Embong Kenongo. Saya sudah coba yang hotel 88 di Embong Kenongo, karena Jl Embong Kenongo ini agak jauh dari pusat keramaian besoknya pindah ke  Jl Embong Malang, tapi bukan hotel 88 tapi yang Amaris Embong Malang. Hotel Amaris Embong Malang ini lokasinya saling berhadapan.

Ini hotel 88 Embong Kenongo




Ini Hotel Amaris Embong Malang




Hotel 88 Embong Malang pas di seberangnya Hotel Amaris Embong Malang

Menurut saya hotel di sekitaran Jalan Embong Malang strategis, cari makanan tidak perlu khawatir di depan pas hotel Amaris ini malah adalah sentra wiskul malam hari, ke Rawon Setan tinggal jalan paling sekitar 200 meter, ke Tunjungan Plaza gak sampe 1 km, ke Pasar Blauran cari oleh-oleh juga dekat sekitar 300 meteran.






Pertama kali makan rawon setan kirain ini rawon punya level pedas yang luar biasa kan kalau pake embel-embel setan di makanan biasanya untuk yang pedas-pedas, ternyata saya salah, itu ternyata itu base on historynya, dulu-dulu jualan rawonnya spesialis malam di mana setan-setan baru keluar.

Kalau untuk pedas, ah biasa aja pedasnya, ini rawon emang enak, pakai dagingnya juga yang premium tidak ada lemaknya. Lupa tidak nanya harganya, karena memang tidak ada daftar harga dan waktu bayar juga struknya tidak di ambil..biasa lagi jadi turis lokal. Waktu makan rawon situ pakai menu rawon pisah+nasi+telor asin 1+tempe 1+tahu 1+ teh manis hangat habis Rp 65.000!

Oh iya seperti yang saya bilang sejak tadi di depan pas banget hotel Amaris Embong Malang ini kalau malam berubah menjadi tempat wiskul yang asik. Mulainya di depan hotel Amaris terus sampai sepanjang jalan Kedongdoro yang ke arah hotel 88 Embong Kenongo sejauh hampir 1 km lebih itu tukang makanan semua.

He..he, akhirnya nemu juga yang jual Indomie yang di sajikan mirip sama bungkusnya, kalo rasanya sih ya tetep Indomie, kemarin coba Indomie Kari Ayam, lihat sendiri penampakannya ya.






Mirip gak?


Sholat di Mesjid ChengHoo Pandaan 

Mesjid bernama ChengHoo ada banyak di Indonesia, yang pasti pada umumnya unuk karena desain mesjidnya adalah perpaduan mesjid dengan klenteng. Malah di Pandaan unik, sampai KFC pun iku pakai model arsitektur ini.












Ini loh KFC ChengHoo lokasi depan Taman Dayu.


Di Pandaan juga ada tempat makan kepiting yang terkenal yaitu Kepiting Cak Gundul yang sekarang malah sudah terkenal kemana-mana bahkan sudah ada juga di Kelapa Gading Jakarta.

Yang udah saya coba kepiting asem manis dan kepiting lada hitam, gimana rasanya. Dua-duanya mantaap!






Oke, itu tadi penulisan kenang-kenangan kunjungan ke Surabaya dan sekitarnya, akan di update lagi bila ada kunjungan ke tempat yang selain dari yang saya sudah sebutkan.

Mungkin lain waktu kalau ke Surabaya lagi mau coba nginep di hotel bersejarah hotel Majapahit tempat adanya aksi heroik arek Suroboyo menyobek bagian bawah bendera Belanda yang berwarna Merh-Putih-Biru agar menjadi bendera Merah-Putih. Hotel Majapahit ini Heritage ya kalau di Bogor seperti Hotel Salak.


Loh jembatan Suramadunya mana?

Sabar ya, tunggu ulasan Travel ke Madura, biar yang bagian Madura tambahan foto selain makan di Bebek Sinjay Madura.

Terima kasih sudah mampir.

Salam, 
Beny Satyahadi

#Surabaya
#Monkasel
#Cak Gundul
#Tunjungan Plaza
#Pandaan
#Amaris Embong Malang
#Hotel 88 Surabaya

Kalau lagi cari informasi Tengkleng Mbak Diah mangga klik di sini.

2 komentar:

  1. Rawon Setan, wah kangenn itu bang. Kuliner wajib kalo main2 ke Surabaya.
    btw ngga main ke Surabaya North Quay? keren tuh bang, lagi ngehits di Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Bang bagus emang ya katanya Surabaya North Quay. Mudah-mudahan next time ke Surabaya bisa sempat ke sana. Tks atensinya.

      Hapus