09 April 2017

Terbang dengan Batik Air di Airport Halim (bagian ke-2)


Bagian ke-2 ini, kita cek inside Batik Air nya ya. Ini review pribadi tidak ada pesan sponsor, he..he tapi kalo dari pihak Batik Air mau kasih vocer diskon saya gak akan nolak juga untuk review yang bagus-bagusnya.

1. Ticketing

Untuk pemesanan tiket dikembalikan lagi ke masing-masing ya, mau via website seperti Traveloka atau ke websitenya langsung.

Yang asik Batik Air ini kita bisa web check in dengan simple, gak ribet reservasi bahkan pilih tempat duduk. Kemarin saya bisa pilih tempat duduk manapun karena melakukan web check in agak awal jadi bisa pilih kursi favorit deket jendela.

Oh ya, web check in-nya di sini ya : www.batikair.com, soale kalo search google pakai kata kunci batikair, nomer satu malah website booking online namanya hampir sama www.batik-air.com.


Web check in simple, tinggal masukan kode booking sudah masuk ke mode pilih kursi.

Tiket fisiknya tidak seperti GA sih, yang menunjukkan kalau ini maskapai premiumnya Lion, hanya kertas tipis yang di print.


 Kalo GIA kan gini:




2. Kabin

Masuk ke kabin ok, jarak antar kursi tidak mepet kaya metromini, saya dengan berat badan 85 kg masih merasa nyaman duduk di kursinya.

Untuk foto jarak antar kursi, fotonya kok gak ketemu ya, cuma ada yang ini.


Sebelum take off ternyata enggak di bagiin permen ya.

Snacking juga tidak dapat complimentary minuman lain, seperti jus, susu atau kopi seperti di GA. Hanya dapat yang ada dalam snack boxnya saja.


Kalo Garuda selain snack box masih dapet tambahan minuman seperti kopi, jus atau susu.



Untuk hiburan, in flight entertainment sudah ada, walau tidak di pinjami earphone, untungnya untuk colokannya pakai jack standard 3,5 mm, jadi bisa pakai earphone bawaan HP. Juga untuk channelnya tidak sebanyak GIA, lumayanlah kalau untuk penerbangan pendek.




3. Kesan Penerbangan


Pengalaman terbang kemarin dengan Airbus A320 dan Boeing 737-800 Batik Air boleh di bilang tidak berbeda dengan GIA, take off dan landing mulus, landing di Halim yang landasannya pendekpun tidak terasa.

Kemarin waktu perjalanan pulang Surabaya-Halim sempat was-was juga karena saat di atas hujan deras sekali di tambah awan gelap, alhamdulillaah sampai juga dengan selamat. Dari sklii pilot berarti sudah tidak diragukan.

Dan yang paling penting dari flight ini adalah tepat waktu banget! Yup, ETA dan ETD nya tepat, karena konon katanya kalau naik Lion tuh ngaret banget ya?




Kesimpulan:

Bagi saya yang terbang karena memang kebutuhan, penerbangan yang utama adalah tepat waktu, soal kenyamanan yah relatif. Penerbangan via Halim Airport bisa jadi alternatif utama untuk yang bosan dengan macetnya jalur dalam kota menuju CGK. Dan pilihan naik Batik Air merupakan pilihan tepat bila flight via Halim karena pesawatnya nyaman dan tepat waktu.

Minusnya flight di Batik Air kemarin hanya fasilitas in flight entertainmentnya yang tidak maksimal. Saat ke SBY hanya aktif selama 10 menit setelah take off, dan saat pulang ke Halim malah fasilitas in flight entertainmentnya mati total tidak bisa di pakai sejak masuk ke dalam kabin sampai pramugarinya peragakan petunjuk keadaan darurat secara manual. Kalau untuk earphone yang tidak include dalam fasilitas flight ini bagi saya tidak terlalu jadi soal toh saya selalu bawa earphone HP kemana-mana. 

Untuk penerbangan jarak jauh di atas 1 jam, lain kali saya akan coba naik Batik Air lagi untuk bisa membuat perbandingannya dengan GIA.

Oh ya catatan penting 1 lagi. Untuk yang biasa ngumpulin miles penerbangan, di Batik Air sistemnya harus saat kita booking langsung nyertakan nomer anggota Batik miles kita, kalau di Garuda kan masih bisa klaim miles saat akan boarding di airport. Bagi saya yang kalau dinas luar tiketnya dipesankan via departemen lain jadi agak merepotkan, kemarin jadi hilang deh 2 miles.

Juga untuk penerbangan bersama dengan keluarga di mana harapannya bisa memberi pengalaman terbang yang berkesan dan menyenangkan untuk anak dan istri, saya rasa 'feelnya' di Batik belum dapet, tetap pelayanan prima GIA masih menjadi pilihan utama. Kelas ekonomi GIA dari 20 kali saya flight rasanya memang masih lebih 'wah' di bandingkan maskapai lain.

Bila pangsa pasar Batik Air sudah terbentuk saya rasa manajemennya bisa mulai mempertimbangkan untuk membuat maskapai ini jadi pilihan keluarga yang menuntut pelayanan lebih premium.

Terima kasih sudah membaca tulisan ini. Jangan lupa mencantumkan sumber blog ini bila akan copas tulisan ini.


Wasalam.

3 komentar:

  1. selamat malam. mau sharing juga pengalaman naik batik air ini pas mudik lebaran kemarin. rute Sorong-Makassar.

    saya juga mengalami inflight entertainment yg mati kemarin. untung di smartphone sudah download beberapa film, jadi ngga bosen selama perjalanan.

    untuk inflight meal kemarin juga seadanya banget. cuma dapet roti dibungkus kertas nggak pakai boks sama pilihan minum cuma teh, kopi, atau air mineral. beda sama dulu pas saya rute jkt ke ambon dpt nasi.

    untuk ground staff mereka juga kurang profesional. kemarin dpt boarding pass cuma kertas ditulis manual pakai bolpoin, sama bebas pilih kursi, karena sistem nya lg eror.

    mungkin karena check in counternya jadi satu sama lion dan wings. penanganan penumpang yg transit juga kurang cepat nih. rute saya dari fakfak-sorong-makassar. pas udah nyampe sorong penumpang nya buru2 rebutan mau ke flight berikutnya. kalau engga bakal diikutkan ke flight berikutnya.

    BalasHapus
  2. Sama gan sudah beberapa kali ini naik batik sudah gak ada inflight ent nya. Sudah mulai bangkrut kali ya batik?

    BalasHapus
  3. Tһanks a bunch for sharing thіs with all
    folks yⲟu actually recognise ѡhat yoᥙ're speaking аpproximately!
    Bookmarked. Ꮲlease alsⲟ seek advice from
    my site =). Ԝe wіll hɑve a link exchange arrangement
    among us

    BalasHapus